
Arsenal patut berada dalam mode panik. Mereka tidak bisa membawa pulang poin maksimal di laga lawan West Ham. Kini Arsenal hanya unggul 4 poin dari Manchester City. Jarak itu masih bisa diperkecil menjadi satu poin karena City masih punya satu pertandingan sisa lebih banyak daripada Arsenal. Apakah asa juara Premier League Arsenal kini sudah berpindah ke tangan Manchester City?
Kemenangan yang Dibuang Percuma
Padahal awalnya semua terasa baik-baik saja untuk Arsenal di laga lawan West Ham. Bermain di London Stadium, anak asuh Mikel Arteta sebenarnya sudah bisa unggul 2-0 di 10 menit pertama. Gol pertama diciptakan oleh Gabriel Jesus di menit ke-7. Kemudian digandakan oleh Odegaard tiga menit setelahnya.
Tapi sebelum babak pertama berakhir, tepatnya di menit ke-33 Lucas Paqueta dilanggar di titik putih. Said Benrahma pun sukses mengkonversi tendangan titik putih menjadi gol the hammers. Skor 2-0 bertahan sampai wasit meniup peluit berakhirnya babak pertama.
Masuk ke babak kedua, sebenarnya the gunners punya peluang mencetak gol dari titik 12 pas. Tapi tidak seperti biasanya, Bukayo Saka yang jadi eksekutor malah gagal melakukan tendangan penalti. Kesalahan itu harus dibayar mahal ketika anak asuh David Moyes bisa menyamakan kedudukan dua menit kemudian lewat penyelesaian cerdas Jarrod Bowen.
West Ham hampir melakukan comeback kalau saja usaha dari Antonio tidak membentur mistar di 10 menit terakhir. Arsenal pun harus rela berbagi poin dengan rival se-London-nya itu. Tapi bagi Arsenal ini lebih dari sekedar hasil imbang. Ini artinya mereka kehilangan dua poin untuk bisa melebarkan jarak dengan Manchester City.
Arsenal Mode Panik?
Setelah pertandingan, Arteta ditanyai soal apakah timnya kini berada dalam tekanan perburuan gelar. Ia menjawab kalau ia tidak melihat itu pada timnya. Itu dibuktikan karena mereka bisa unggul dua gol di menit awal.
“Saya akan mengatakan tim kami berada dalam tekanan kalau kami tidak berbuat apa-apa. Ketika kami unggul 2-0, itu bukan tekanan. Kami hanya tidak melakukan apa yang dibutuhkan dalam permainan itu” Ungkapnya dikutip dari SkySports.
Arsenal memang sempat menikmati 75% penguasaan bola ketika mereka unggul 2-0. Tapi itu semua segera berubah ketika West Ham bisa mencetak gol balasan lewat titik penalti. Kemudian the gunners membuat the hammers tambah percaya diri setelah kegagalan eksekusi penalti dari Bukayo Saka.
Kita tahu ini tidak biasanya terjadi pada Saka. Ia adalah eksekutor penalti yang paling bisa diandalkan Arsenal. Empat tendangan penalti terakhirnya, melawan Manchester City, Liverpool, Manchester United, dan Chelsea semuanya dituntaskan dengan baik.
Arteta tidak bisa menyangkal lagi, temperatur di Inggris semakin naik karena perebutan gelar Premier League yang semakin ketat. Atmosfer itu paling terasa di London. Itu mempengaruhi Saka dan tim Arsenal secara keseluruhan.
Dua pekan terakhir ini sangat tidak menggambarkan Arsenal yang perkasa di musim ini. Arsenal di musim ini identik dengan tim yang bermental juara. Bebas dari cedera, mengatur jalannya pertandingan, bisa bangkit kalau kebobolan, hingga menang secara dramatis.
Arteta juga menyangkal kalau hasil negatif ini dikarenakan faktor kelelahan. Menurut Arteta, timnya tidak kelelahan maupun terlihat kelelahan. Mereka hanya lebih lambat daripada biasanya.
“Dari segi kelelahan? Tidak. Kami lebih lambat dari segala hal yang kami lakukan. Saya tidak berpikir tim ini lelah maupun terlihat lelah. Cara terbaik adalah dengan meyakinkan mereka betapa bagusnya mereka bermain dan dalam melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.” Lanjutnya.
City jadi Favorit Juara?
Konsistensi Arsenal sepanjang musim ini adalah sesuatu yang membuat semua orang percaya Arteta bisa membawa pulang gelar Premier League. Tapi itu tidak terlihat di dua pertandingan liga terakhir mereka.
Ketika melawan Liverpool, Arsenal tidak bisa mengatasi serangan the reds. Kemudian di laga ini, giliran meriam London tidak mampu mengatasi kokohnya barisan pertahanan West Ham. Anak asuh Arteta hanya bisa mencatatkan 0,25 expected goals termasuk penalti di laga itu.
Tapi, salah satu ciri khas Arsenal musim ini juga adalah mereka bisa bangkit ketika semua orang mengira akan hancur. Mungkin sinar dari tim yang berisi pemain-pemain muda ini sudah memudar. Tapi yang dibutuhkan Arteta kini hanyalah momentum yang tepat untuk bisa bangkit kembali.
Itu benar-benar dibutuhkan oleh Arsenal. Sebab dengan kehilangan masing-masing dua poin di dua pertandingan mereka, kini favorit juara berpindah ke sisi Manchester City. Setidaknya itu menurut data analisis dari fivethirtyeight.com. Situs analisis statistik itu menunjukkan bahwa kini Manchester City memiliki peluang terbesar untuk juara.
Pasukan Pep Guardiola kini punya peluang sebesar 66% untuk bisa merebut posisi puncak. Sedangkan Arsenal hanya memegang kemungkinan sebesar 34%. Sedangkan baik Manchester United dan Newcastle dinilai memiliki jarak poin yang terlalu jauh untuk bisa dipertimbangkan jadi juara.
Pertandingan Penentu
Dengan begitu, semua mata akan tertuju pada pertandingan Manchester City melawan Arsenal di Etihad Stadium pada tanggal 27 April nanti. Dari total 11 kali pertemuan terakhir, Manchester biru tidak pernah sekalipun kalah dari Arsenal. Mereka mendominasi di setiap pertemuan dengan total agregat adalah 29-4.
Kunjungan Arsenal ke Anfield untuk melawan Liverpool pekan lalu sudah diprediksi akan jadi batu sandungan untuk Arsenal. Dan itu terbukti dengan anak asuh Jurgen Klopp hampir membuat Arsenal pulang tanpa poin.
Hanya seminggu sebelum pertandingan itu, Manchester City dengan mudahnya menghancurkan Liverpool di kandang. Anak asuh Pep Guardiola sempat tertinggal lewat gol Mohamed Salah di menit ke-17. Tapi mereka langsung bangkit dengan mencetak empat gol sekaligus setelahnya.
Itu bisa jadi tolak ukur bagaimana laga Manchester City kontra Arsenal berlangsung nantinya. citizen saat ini sedang berada di atas awan. Mereka dengan mudah mengalahkan lawan yang membuat Arsenal kesulitan.
Jika Arsenal tidak bisa merubah mentalitas mereka jadi “mentalitas pembunuh” seperti yang dikatakan Arteta setelah lawan West Ham, maka akan sulit untuk menghadapi Manchester City. Apalagi laga ini akan digelar di markas besar citizen, Etihad Stadium.
Tapi kita juga harus menyadari satu hal, bahwa sepak bola adalah olahraga yang tidak bisa diprediksi. Terlalu banyak faktor di dalamnya untuk kita bisa memperkirakan siapa yang menang. Arsenal bisa saja mendapatkan momentum untuk bangkit di beberapa menit akhir laga untuk bisa mengalahkan City nantinya, atau setidaknya menahan skor imbang.
Sialnya bagi Arsenal, masih ada tantangan lain setelah laga lawan City. Yaitu mereka harus menghadapi Newcastle di St. James Park. Ini dipercaya bakal jadi batu sandungan lainnya bagi Arsenal.
Sumber referensi: Athletic, Athletic 2, Sky, 538