
Stigma tentang Pep Guardiola hanya bisa melatih tim-tim besar sempat muncul beberapa tahun lalu. Tapi, sekarang pemikiran itu dianggap sebuah kecemburuan belaka. Pasalnya, mereka yang mempercayai itu enggan menerima fakta kalau pelatih asal Spanyol itu memang sehebat itu dalam mengelola klub sepakbola.
Saking hebatnya, secara statistik kepelatihan Pep Guardiola, klub yang ditanganinya tak pernah terlempar dari peringkat tiga besar liga. Itu berarti, Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City sejauh ini belum pernah absen di kompetisi antarklub Eropa paling bergengsi, Liga Champions.
Prestasi terburuk Pep adalah pada saat musim perdananya di Manchester City. Kala itu, ia hanya mampu membawa The Citizens finis di urutan ketiga klasemen akhir Liga Inggris. sejak saat itu hanya segelintir manajer yang bisa pecundangi Pep dan berakhir finis lebih baik daripada dirinya. Berikut adalah nama-nama pelatih yang pernah lebih baik dari Pep Guardiola di liga dan final kompetisi besar.
Jose Mourinho
Manajer pertama adalah Jose Mourinho. Meski akhir-akhir ini kepiawaiannya dalam melatih sedang menurun. Mourinho pernah mengangkangi Pep Guardiola ketika sama-sama berkarir di La Liga. Kala itu Mourinho masih menukangi Real Madrid dan Pep masih bersama Barcelona.
Jose Mourinho diangkut Real Madrid tak lama setelah ia menjalani musim yang luar biasa dengan menghadirkan treble untuk Inter Milan pada 2010. Pada saat itu, Barcelona racikan Pep Guardiola masih berada dalam masa jaya-jayanya dan Florentino Perez mendatangkan Mourinho dengan harapan bisa menggulingkan dominasi La Blaugrana.
Di tiga musim pertama menangani Barcelona, Pep membawa klubnya menjuarai La Liga tiga tahun berturut-turut dari 2008 sampai 2011. Nah baru lah ketika Mourinho datang, dominasi Pep Guardiola mulai tergoyahkan. Madrid racikan Mourinho selalu menempel ketat Barca di papan atas Liga Spanyol. Puncaknya terjadi saat musim 2011/12.
Ketika itu, Mourinho mengalahkan Pep Guardiola di final Copa Del Rey tahun 2011. Jadi, meski kalah di liga, Mourinho sadar bahwa Pep bukanlah pelatih yang tak bisa dikalahkan. Kemenangan itu lah yang memotivasi Mourinho untuk menjadi lebih baik dari Pep di musim 2011/12.
Mourinho memimpin skuad galacticos jilid dua dengan sangat luar biasa. Kala itu, Real Madrid finis di urutan pertama mengalahkan Barcelona asuhan Pep dengan mencatatkan rekor 100 poin dan mencetak 121 gol dalam satu musim. Cristiano Ronaldo jadi bintang utama dengan mencetak 46 gol dalam 38 pertandingan. Kejayaan Barcelona pun resmi berakhir di tangan Mourinho.
Antonio Conte
Setelah kekalahan dari Mourinho, Pep Guardiola mengambil cuti panjang sebelum akhirnya mengambil pekerjaan untuk melatih Bayern Munchen pada tahun 2013. Sukses besar di Bayern membawa Pep ke Inggris untuk menangani Manchester City tahun 2016.
Nah disinilah ia baru mengalami kekalahan lagi. Di tahun pertamanya, ia hanya finis di urutan ketiga. Musim 2016/17 praktis jadi milik Chelsea asuhan Antonio Conte. City memenangkan enam pertandingan Liga Inggris pertama mereka pada musim tersebut. Tetapi pada pertengahan musim tim asuhan Pep mulai goyah dan akhirnya jadi musim debut yang mengecewakan bagi pelatih berkepala plontos itu.
Meski Chelsea sama-sama membawa manajer baru, mereka bernasib beda. Mengusung strategi tiga bek yang menginfluence banyak manajer kala itu, Conte jadi salah satu pelatih yang paling sulit dikalahkan musim tersebut. The Blues bahkan sempat mencatatkan 13 kemenangan beruntun dari Oktober hingga Desember.
Akhirnya, Chelsea finis di urutan pertama dengan mengumpulkan 93 poin dan selisih 15 poin dengan Manchester City asuhan Pep Guardiola yang hanya finis di urutan ketiga klasemen akhir Liga Inggris musim 2016/17.
Mauricio Pochettino
Masih di musim 2016/17, Guardiola yang hanya finis di urutan ketiga juga kalah dari Mauricio Pochettino yang finis di posisi kedua bersama Tottenham Hotspur yang dibesutnya. Pochettino memang jadi salah satu manajer terbaik yang pernah dimiliki Spurs. Meski tak pernah menghadirkan trofi, Spurs jadi tim yang menunjukan permainan atraktif di setiap pertandingan.
Petualangan Pochettino musim itu memang luar biasa. Pelatih asal Argentina itu membawa Spurs bersaing dengan Chelsea untuk menantang gelar Liga Inggris. Bahkan Pochettino menciptakan kuartet paling berbahaya di Inggris kala itu dalam diri Harry Kane, Dele Alli, Heung Min-son, dan Christian Eriksen. 69 gol serta 35 assist lahir dari kaki-kaki mereka.
Kala itu, Pochettino jadi pelatih pertama yang menghentikan enam kemenangan beruntun Pep Guardiola di awal musim 2016/17. Bermain di kandang, Spurs mendominasi pertandingan sejak menit awal.
Serangan-serangan sporadis dari anak asuh Mauricio Pochettino membuat pertahanan City kocar kacir. Skor 2-0 pun tersaji di akhir laga. Manajer yang kini menukangi Chelsea itu menempatkan Spurs unggul delapan poin dari Manchester City yang finis di urutan ketiga.
Jurgen Klopp
Setelah musim debut yang buruk, Pep Guardiola bagkit dan menyabet gelar Liga Inggris dua musim berturut-turut. Setidaknya membutuhkan hampir tiga tahun untuk mengungguli Pep Guardiola di Liga Inggris. Dan orang yang mampu menggulingkan dominasi Pep itu adalah pelatih Liverpool, Jurgen Klopp.
Pelatih asal Jerman ini sebenarnya sudah merasakan persaingan ketat dengan Pep Guardiola sejak masih berkarir di Bundesliga. Jika Pep dengan Bayern München, maka Klopp mengandalkan Borussia Dortmund asuhannya. Sayangnya, Klopp selalu gagal. Saat masih ada Pep, De Borussen selalu finis di bawah Bayern.
Klopp pun hijrah ke Inggris tepat delapan bulan sebelum Pep. Merasa jadi yang lebih dulu datang ke Inggris, Klopp tak mau lagi berada di balik bayang-bayang pelatih berkepala plontos itu. Penantian pun akhirnya usai di musim 2019/20. Jurgen Klopp membawa The Reds terbang tinggi melewati City.
Setelah menjuarai Liga Champions musim 2018/19, Jurgen Klopp berhasil menjaga momentum baik di musim berikutnya. Liverpool merebut gelar dengan tegas dari Manchester City. The Reds hanya kalah tiga kali di musim tersebut dan akhirnya mengumpulkan 99 poin. Unggul 18 poin dari City asuhan Pep Guardiola.
Thomas Tuchel
Terakhir ada Thomas Tuchel. Selain jarang kalah di liga, Pep Guardiola juga jarang kalah di final kompetisi besar selevel Liga Champions. Dan Tuchel jadi salah satu yang berhasil mengungguli Guardiola di kompetisi tersebut. Momen tersebut terjadi di Liga Champions musim 2020/21.
Thomas Tuchel bersama Chelsea berhasil mencatat sejarah baru di Liga Champions usai mengalahkan skuad Pep Guardiola. Bermain di Stadion Do Dragao, Porto, The Blues menang dengan skor tipis 1-0. Ini jadi hasil yang cukup mengejutkan karena Tuchel merupakan pelatih yang baru bergabung dengan Chelsea di pertengahan musim.
Meski begitu, Tuchel membuktikan kalau skuad asuhannya layak mendapatkan gelar tersebut. Gol tunggal kemenangan Chelsea dicetak oleh Kai Havertz di babak pertama, tepatnya menit ke-42. Berkat kemenangan tersebut Chelsea berhasil mengoleksi gelar Liga Champions kedua mereka. Sebelumnya The Blues berhasil menjuarai Liga Champions pada musim 2011/12.
Itulah nama-nama pelatih yang pernah mengungguli Pep Guardiola baik di kompetisi domestik dan final Liga Champions. Sampai saat ini, belum ada lagi yang bisa mengungguli Pep. Kira-kira siapa lagi yang akan mengalahkannya di liga? Apakah Erik Ten Hag? Atau Ange Postecoglou?
Sumber: Planet Football, Goal, Transfermarkt