Dibantai Manchester City, Arsenal Gagal Juara?

Kalau kata Boriel sih, “Dan terjadi lagi, kisah lama yang terulang kembali”. Manchester City berhasil memangkas jarak poin dengan sang pemuncak klasemen sementara Liga Inggris, yakni Arsenal usai menang telak dengan skor 4-1 di Etihad Stadium. Momen ini mengingatkan kita pada catatan buruk tahun 2008 ketika Arsenal yang nyaman di puncak tiba-tiba gagal meraih kemenangan di empat laga beruntun.

Hasil tragis yang baru saja diterima Arsenal membuat peluang Manchester City untuk meraih trofi Liga Inggris kian terbuka lebar. Pasalnya, tidak hanya mampu memangkas jarak poin menjadi 2 angka saja, The Citizens juga masih punya tabungan 2 laga lebih banyak dari rivalnya itu. Itu jadi modal yang cukup untuk menyalip Arsenal di akhir kompetisi. 

Memasuki pekan-pekan terakhir, seharusnya Arsenal bisa mendulang poin sebanyak mungkin demi mempertahankan posisi. Tapi, mereka justru oleng di empat laga terakhir. Setelah menelan hasil imbang melawan Liverpool, anak asuh Mikel Arteta belum pernah meraih kemenangan lagi. Dan kemarin benar benar tak berdaya digempur Manchester City.

Tak Pernah Menang Sejak 2015

Tak bisa dipungkiri, Manchester City jadi tim yang sulit untuk dikalahkan. Sekalipun oleh Arsenal yang tampak perkasa musim ini. Meriam London tercatat memiliki rekor buruk apabila bertemu dengan tim asal Kota Manchester tersebut. Di pertemuan pertama, meski laga dimainkan di Emirates Stadium dan Arsenal tengah memuncaki klasemen, mereka dibuat compang-camping oleh Erling Haaland cs dengan skor 3-1.

Apalagi laga kemarin dimainkan di Etihad Stadium, markas Manchester City. Sudah banyak yang mengira kalau Arsenal bakal kembali menelan kekalahan di laga tersebut. Pasalnya, Arsenal belum sekalipun menang dari City sejak tahun 2015 silam. Kemenangan terakhir The Gunners di kandang City juga terjadi sudah lama. Yakni Januari 2015.

Arsenal lagi-lagi harus mengakui bahwa Manchester City memang terlalu tangguh bagi mereka. Jika laga kemarin dihitung, City tercatat sudah mengemas 12 kemenangan beruntun atas Arsenal di kompetisi Liga Inggris. Dan apabila mencantumkan agregat, The Citizens sudah berhasil membobol gawang Arsenal sebanyak 33 kali sedangkan sang pemuncak klasemen hanya mampu mencetak lima gol kala bersua Manchester City.

Sementara itu, bagi Pep Guardiola sendiri kemenangan kemarin merupakan kemenangan ke-20-nya atas Arsenal. Meski demikian, Pep tak mau jumawa. Ia menyebut perebutan gelar belum usai. Ia tak mau berlebihan merayakan kemenangan tersebut. Pep hanya ingin fokus pada sisa laga yang ada. Menurutnya, tiga pertandingan kedepan akan menjadi krusial bagi Manchester City. 

Arteta Mengakui Perbedaan Level

Melihat anak asuhnya dibuat kocar-kacir oleh Manchester City, Mikel Arteta mengakui keunggulan tim asuhan Pep Guardiola. Dilansir Goal, Arteta merasa bahwa Arsenal kalah secara terhormat karena mereka kalah dari tim yang lebih baik dan lebih kuat. Pelatih berkebangsaan Spanyol itu juga mengakui kalau sangat susah untuk menyamai level Manchester City.

Meski demikian, Mikel Arteta masih pede dengan ambisi Arsenal menjuarai Liga Inggris musim ini. “Kami dihukum dan kami bisa saja kalah lebih banyak di laga tersebut. Meski begitu, kami tidak akan menyerah. Masih ada lima pertandingan lagi di liga ini, apapun bisa terjadi.” Tegas pelatih Arsenal itu.

Pertahanan City Kokoh, Arsenal Frustrasi

Arsenal datang ke Etihad Stadium bukan tanpa persiapan. Mikel Arteta sudah menyiapkan segalanya bahkan menyiapkan susunan pemain terbaik yang ia miliki. Namun, pertahanan Manchester City bak sekokoh batu. Peluru yang ditembakan oleh Meriam London bak dimentahkan begitu saja.

Lini belakang Manchester City memang jadi salah satu kunci Pep Guardiola mengalahkan tim yang ditangani oleh mantan rekannya itu. Pep menurunkan susunan terbaik yakni John Stones, Manuel Akanji, Ruben Dias, dan Kyle Walker. Dan terbukti, lini belakang City berhasil membungkam kecepatan Bukayo Saka dan kolega. Mereka membuat lini depan Arsenal mati kutu. Bahkan untuk sekedar menciptakan peluang.

Keempat bek City bermain cukup dalam. Walker dan Akanji bahkan jarang untuk naik dan membantu serangan Manchester City. Saking dalamnya, Rodri dan Ilkay Gundogan sesekali ikut turun guna menjaga jarak antar lini.

Arsenal memang melepaskan delapan tembakan, tapi hanya dua yang menyasar gawang Ederson. Dari dua tembakan on target, salah satunya menjadi gol yang dicetak oleh Rob Holding. Perlu diingat, Holding bukanlah seorang striker. Dari delapan tembakan yang dilepaskan oleh Arsenal, tak ada satupun yang hadir dari kaki Gabriel Jesus dan Gabriel Martinelli.

Dari trio lini depan yang diturunkan Arteta, hanya Bukayo Saka yang bisa mencatatkan satu tembakan, itu pun off target. Saka dikenal sebagai pemain yang kerap membuat para bek sayap lawan kalang kabut berkat skill olah bola dan kecepatannya. Namun, Manchester City memiliki Manuel Akanji yang meredam kekuatan Saka. Dilansir The Athletic, Akanji hanya berfokus pada pertahanan dan tak memberikan celah untuk dimanfaatkan oleh Saka.

Kevin De Bruyne Menyala

Ketika Erling Haaland mendapatkan pengawalan ketat dari lini belakang Arsenal, Kevin De Bruyne lah yang muncul sebagai mimpi buruk The Gunners. Tampaknya Arsenal terlalu berfokus pada bagaimana cara mematikan pergerakan Haaland sampai lupa kalau Manchester City bukan cuma Haaland.

Di pertandingan ini, Pep Guardiola kembali menunjukan kecerdasannya. Jika kita melihat semua gol yang dicetak Manchester City, dapat disimpulkan bahwa mereka tak jadi tim yang selalu menguasai pertandingan seperti biasanya. Mereka justru bermain menunggu dan memanfaatkan kesalahan Arsenal untuk melakukan serangan balik cepat.

Meski Guardiola menggunakan formasi 4-3-3, pusat permainan tetap berada di kaki Erling Haaland dan Kevin De Bruyne. Khusus De Bruyne, ia tampil sangat baik di pertandingan ini. Ia seperti bertukar peran dengan Haaland. De Bruyne yang cetak gol, Haaland yang jadi pemberi assist. Gelandang asal Belgia itu memborong dua gol dan satu assist. Catatan itu membuatnya menjadi pemain terbaik di laga tersebut.

ketajaman yang berpadu dengan kecerdasan telah dipamerkan oleh De Bruyne di pertandingan kemarin. Dalam skema serangan balik cepat, De Bruyne selalu memanfaatkan celah sekecil apa pun. Bekerjasama dengan Haaland, ia mencetak dua gol dari skema tersebut. Kita bisa lihat empat sampai lima pemain bertahan Arsenal tak bisa mengimbangi pergerakan cerdas dari Kevin De Bruyne.

Tak sampai disitu, De Bruyne kembali menunjukan kepiawaiannya dalam mengeksekusi bola mati saat Manchester City menggandakan keunggulan. Umpan tendangan bebasnya mengarah tepat ke kepala John Stones yang berdiri di tiang jauh. Mendapat umpan yang pas, tak sulit bagi Stones untuk menjebloskan bola ke gawang Aaron Ramsdale.

Peluang Juara Arsenal Mengecil

Dengan hasil ini, persaingan gelar antara Arsenal dan Manchester City kian memanas. Meski Mikel Arteta yakin 100 persen kalau timnya bisa menggondol trofi Liga Inggris di akhir musim, kekalahan ini sepertinya bisa membuatnya sadar bahwa mental juara Manchester City memang sulit dibendung.

Arsenal menjalani empat laga terakhir Liga Inggris dengan hasil yang mengecewakan. Alhasil, peluang untuk juara terus mengecil setiap pekannya. Dilansir Opta, peluang Arsenal untuk juara hanya ada di kisaran 7,94%. Sementara itu, peluang juara City melonjak drastis menjadi 92%. Tampaknya, hanya mukjizat dari Tuhan yang bisa menjaga mimpi Arsenal menjuarai Liga Inggris musim ini.

Sumber: Sky Sport, The Athletic, BBC, ESPN, Goal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *