
Sepakbola pasti berkembang, maka butuh adaptasi yang baik agar tak ketinggalan tren. Evaluasi performa juga diperlukan untuk mencari titik lemah. Begitu pula inovasi dari segi permainan, diperlukan agar tak monoton dan tak mudah ditebak lawan.
Hal-hal itulah yang kini diaplikasikan oleh Manchester City. Sang peraih Treble Winner musim lalu. Ibaratnya nih, tim yang sudah kuat dan raih banyak trofi saja, masih gemar melakukan perubahan. Bagaimana dengan yang masih begitu-begitu saja?
Manchester City were already a ruthless winning machine but, for all their ways of picking defences apart, they rarely leant heavily on dribblers.
The summer revamp changed that — particularly through the middle, their new ball carriers pose a new threat.
📝 @SamLee
— The Athletic | Football (@TheAthleticFC) September 12, 2023
Kerumitan Transfer City
Musim ini City dihadapkan pada perpindahan beberapa pemain pilarnya. Apa boleh buat, Pep dan tim manajemen harus bergerak cepat mencari jawaban akan dibawa ke mana City musim ini setelah ditinggal beberapa pemain pilarnya.
Meski secara uang tak kekurangan, namun situasi dan kondisi pasar yang terjadi di bursa transfer musim panas ini membuat manajemen City bekerja agak lebih rumit. Mereka dikejar waktu harus menambal beberapa pos yang ditinggalkan Mahrez, Gundogan, maupun Laporte. Ditambah isu keluarnya Kyle Walker maupun Bernardo Silva, yang untungnya tak jadi pergi.
Biasanya nih, beberapa musim terakhir ini City termasuk tim yang santai di bursa transfer. Mereka biasanya tak sampai hari-hari terakhir untuk panik cari pemain. Tapi toh, kenyataannya musim ini berbeda. Mereka di hari-hari terakhir masih saja sibuk cari pemain. Hal itu dikarenakan sikap kehati-hatian Pep dan manajemen dalam memilih pemain. Bisa-bisa kalau asal dapat saja bisa masalah.
Manchester City 23/24 summer transfer window:
🇭🇷 Josko Gvardiol – RB Leipzig, £77.6m
🇭🇷 Mateo Kovacic – Chelsea, £30m
🇧🇪 Jeremey Doku – Rennes, £55.5m
🇵🇹 Matheus Nunes – Wolves, £53mRate this window from 1 to 10 👇 #DeadlineDay pic.twitter.com/6FXeduaFRv
— Premier League Mirror (@EPLMirror) September 1, 2023
Inovasi Pep Guardiola
Berbagai evaluasi dan antisipasi pun sudah dilakukan Pep dan tim kepelatihan. Dilansir The Athletic, Pep sempat mengemukakan apa rencananya musim ini dengan beberapa pemain pilar yang hijrah. Pep menyebut tengah menyiapkan inovasi baru lagi di sistem permainannya.
Hal itu juga diamini oleh asistennya Juanma Lillo. Bahkan Lillo langsung memberikan kisi-kisi bahwa Pep akan melakukan inovasi dalam aspek membawa bola dan kecepatan. Menurut Lillo, spesifiknya akan terlihat pada pembelian pemain City musim ini. Pep ternyata fokus untuk mencari pemain yang memiliki gaya bermain berbeda dengan pilar terdahulu yang cabut.
Disebutkan pula oleh Lillo, tujuan dari dua metode perubahan yang ingin ditingkatkan Pep. Yang pertama adalah aspek kecepatan. Pep menduga akan ada banyak musuhnya musim ini yang akan bermain bertahan dengan low block. Pep juga mengantisipasi kalau lawannya menggunakan taktik penjagaan ketat (Man To Man Marking) pada setiap pemain pilarnya. Atas dasar itulah, menurut Pep aspek kecepatan akan menjadi penting.
Mahrez Digantikan Doku
Aspek kecepatan di sini dicontohkan dengan pembelian pemain seperti Jeremy Doku. Secara posisi, Doku dapat mengisi pos yang ditinggalkan Riyad Mahrez di sisi winger.
Kita tahu tipe Doku adalah sprinter. Saking cepatnya, ia bahkan sempat dijuluki The Belgian Flash. Sudah lama sejak kepergian pemain seperti Sterling maupun Sane, tak ada lagi sayap cepat dan lincah di City. Grealish, Bernardo Silva, maupun Mahrez, cenderung lebih bertipe stylish.
Nah dengan adanya Doku, diharapkan serangan City akan lebih bervariasi musim ini. Secara statistik pun tak bohong. Doku di tim sebelumnya Rennes, termasuk dalam kategori tipe sayap cepat dengan kelebihan melewati lawan (Successful Take Ons). Sebanyak 96 Successful Take Ons yang dihasilkan Doku musim lalu. Hanya kalah dari Vinicius Junior (112) dan Lionel Messi (102).
Only Vinícius Júnior and Lionel Messi completed more take-ons than Jérémy Doku in total. 💃 pic.twitter.com/yAayA8WHb7
— Squawka (@Squawka) August 10, 2023
Gundogan Digantikan Nunes Dan Kovacic
Di lini tengah, Pep mendapatkan dua pemain sekaligus ketika ditinggal Ilkay Gundogan. Mereka adalah Mateo Kovacic dan Matheus Nunes. Dua pemain yang bertipe sangat berbeda dengan Gundogan. Gundogan adalah tipe gelandang box-to-box yang juga rajin merangsek ke lini belakang lawan. Produktivitas golnya pun dapat diandalkan.
Berbeda dengan Kovacic yang tak rajin merangsek sisi pertahanan lawan meski ia juga gelandang bertipe box-to-box. Jangan harap ia akan banyak ciptakan gol seperti Gundogan. Namun begitu Kovacic punya kemampuan yang bagus dalam menjemput bola dari belakang. Pep sudah pasti akan mengandalkan umpan progresifnya terutama dalam mengalirkan bola di situasi transisi dari bertahan ke menyerang.
Selain itu, Kovacic juga pemain yang tepat untuk mewujudkan rencana Pep yang mengedepankan kecepatan dan bagaimana pemain harus keluar dari tekanan lawan. Di Chelsea, Kovacic termasuk gelandang yang aktif melakukan dribble sukses dan melewati lawan (Successful Take Ons). Musim lalu nilai Successful Take Ons-nya 1,2. Beda jauh dengan Gundogan yang hanya 0,7.
COMPARED: Ilkay Gündogan vs. Mateo Kovačić.
More stats – https://t.co/nYW46mOXa8 pic.twitter.com/nUPvTNYtvD
— Squawka (@Squawka) June 27, 2023
Matheus Nunes yang didatangkan pun demikian. Meski posturnya mirip Rodri, namun selama Wolves, Nunes bukanlah gelandang bertahan murni. Ia lebih sering menjadi box-to-box bersama Ruben Neves. Menariknya, angka statistik Nunes dalam aspek kecepatan dan melewati lawan (Successful Take Ons) ternyata sangat tinggi.
Matheus Nunes has completed the most take-ons in the Premier League so far this season (11) and no player in Europe’s top seven divisions has won more duels (23).
In 2022/23, he clocked the highest top speed of any central-midfielder in the Premier League (36.32 km/h). pic.twitter.com/j21so5mhn9
— Squawka (@Squawka) August 23, 2023
Menurut data Squawka, Matheus Nunes telah menyelesaikan Successful Take Ons terbanyak di Liga Inggris musim lalu dengan jumlah 11. Selain itu, tidak ada gelandang di Liga Inggris yang memenangkan duel (Duels Won) lebih banyak darinya, yakni sebanyak 23 kali. Bahkan, ia mencatatkan kecepatan tertinggi dibandingkan gelandang tengah manapun di Liga Inggris. Kecepatannya tercatat mencapai 36,32 km/jam.
Matheus Nunes is the quickest midfielder in the Premier League in 2022/23. 🐺 pic.twitter.com/5cEMZNu7DX
— Squawka (@Squawka) March 30, 2023
Laporte Digantikan Gvardiol
Lalu di posisi bek Pep juga mendapatkan amunisi baru musim ini. Tak tanggung-tanggung City berani merogoh kocek mahal untuk dapatkan Josko Gvardiol. Keberadaan Gvardiol musim ini ditujukan untuk menambal stok lini belakang City yang ditinggalkan Aymeric Laporte.
Gvardiol dan Laporte kebetulan punya banyak kesamaan. Baik itu dari penggunaan sisi kaki kirinya, maupun kebiasaan menempati dua posisi sekaligus, yakni bek kiri maupun bek tengah (LCB). Namun yang perlu dicatat, dari segi gaya permainannya dua pemain ini ternyata berbeda.
Josko Gvardiol has told Pep Guardiola he can do what Aymeric Laporte couldn’t for Man City#MCFC https://t.co/10yrtS2mbb
— Manchester City News (@ManCityMEN) September 13, 2023
Fbref mencatat bahwa selama di Leipzig, Gvardiol adalah pemain yang sering melakukan dribble dan membawa bola untuk melewati lawan. Nilai Successful Take Ons-nya cukup baik yakni 88 % atau 0,54. Jauh dibanding Laporte musim lalu yang nilainya hanya 38 % atau 0,14. Kemampuannya itu jelas sesuai dengan rencana Guardiola.
Tak Mudah Ditebak Lawan?
Nah, artinya dengan keberadaan pemain baru seperti Doku, Kovacic, Nunes maupun Gvardiol, secara diatas kertas sudah tepat sesuai Inovasi yang digariskan oleh Pep, yakni kecepatan dan melewati lawan.
Dua aspek itulah yang diharapkan jadi modal City di musim ini. Para rekrutan baru The Citizens dapat dikatakan menawarkan bentuk yang berbeda dalam cara bermain City musim ini. Dimensi penyerangan City musim ini juga akan sedikit berbeda seperti musim sebelum-sebelumnya.
Pertanyaannya, akankah dengan dua inovasi Pep, yakni kecepatan dan melewati lawan tersebut membuat permainan City akan susah ditebak para musuh-musuhnya? Jika berhasil bukan tidak mungkin Treble Winner akan kembali diraih.
Sumber Referensi : theathletic, theathletic, fbref, squawka, theanalyst