
Jika pasangan memutuskan pergi, kita tak sepatutnya larut dalam kesedihan. Sudah semestinya kita bangkit dan mencari pengganti yang lebih baik. Barangkali itulah yang sedang dilakukan oleh Manchester City. Setelah tak bisa menahan kepergian Riyad Mahrez ke Arab Saudi, The Citizens berusaha mencari penggantinya secepat mungkin.
Beberapa kandidat bermunculan, tapi hanya satu yang bisa dipilih City. Ia adalah Jeremy Doku. Menurut pakar transfer Fabrizio Romano, saking ngebetnya sama pemain asal Belgia ini, City sampai merogoh kocek cukup dalam.
Setidaknya butuh 60 juta euro atau lebih dari Rp1 triliun untuk mengangkut Doku dari Rennes. Itu jadi angka yang cukup tinggi mengingat usianya masih 21 tahun. Lantas, sehebat apa Jeremy Doku? Pantaskah pemain yang satu ini menggantikan peran Riyad Mahrez di lini depan City?
Siapa Jeremy Doku?
Pengumuman resmi tinggal menunggu waktu. Jeremy Doku akan menjalani musim 2023/24 sebagai musim perdananya bermain di tanah Britania Raya. Namun, sebelum berbicara lebih jauh tentang seberapa hebat dirinya, alangkah baiknya kita berkenalan lebih dalam dengan pemain yang satu ini.
Lahir di Antwerp, Belgia, Jeremy Doku tumbuh dari keluarga keturunan Ghana. Sepakbola adalah salah satu caranya untuk membaur dengan masyarakat lokal. Doku memulai karir sepakbolanya dari klub lokal bernama KVC Olympic Deurne pada tahun 2007. Sempat berpindah-pindah sebelum akhirnya menemukan kenyamanan di Anderlecht tahun 2012.
Bergabung di usia sepuluh tahun, Doku cukup lama menimba ilmu sepakbola di akademi salah satu klub paling populer di Belgia itu. Setidaknya butuh enam tahun bagi Doku untuk mencatatkan debut di kasta tertinggi Liga Belgia bersama skuad utama Anderlecht. Di usia 16 tahun, ia adalah pemain termuda ketujuh yang melakukan debut profesionalnya untuk Anderlecht.
Sebagai pemain sayap muda, potensinya sudah diakui. Doku jadi salah satu talenta muda yang diperkirakan memiliki masa depan cerah saat itu. Setelah mencatatkan 37 penampilan dalam dua tahun, Rennes datang untuk menebusnya. Mereka bahkan berani merogoh kocek sebesar 26 juta euro (Rp434 miliar) tahun 2020. Itu menjadikan Doku sebagai pemain termahal dalam sejarah transfer Rennes.
Bukan Opsi Pertama
Meski sudah menunjukan ketertarikan sejak awal Agustus kemarin, Namun, ternyata Doku bukanlah opsi pertama Manchester City. Sebelum munculnya nama pemain berusia 21 tahun itu, City sudah lebih dulu mengincar Lucas Paqueta dari West Ham United.
Negosiasinya sempat alot. Tawaran pertama City bahkan ditolak mentah-mentah oleh klub asal London tersebut. Mereka merasa sang pemain masih menjadi bagian penting klub musim ini. Tiba-tiba manajemen City menghentikan negosiasi dengan West Ham saat hendak menyiapkan tawaran kedua. Alasannya, ada indikasi sang pemain bakal terjerat kasus pelanggaran aturan perjudian.
City juga sempat mengincar Michael Olise dari Crystal Palace. Tapi sang pemain tampaknya tak begitu tertarik untuk bergabung ke armada Pep Guardiola. Ia bahkan lebih memilih untuk teken kontrak baru dengan Palace. Fokusnya hanya tertuju pada tim yang membesarkan namanya itu. City pun akhirnya mengalihkan pandangan pada Jeremy Doku.
Menariknya, munculnya nama Doku dalam daftar pemain incaran City karena ada campur tangan dari sang kapten tim, Kevin de Bruyne. Menurut beberapa sumber, karena De Bruyne dan Doku sama-sama dari Belgia, keduanya sudah mengenal satu sama lain. Mereka pernah bermain bersama di kompetisi sebesar EURO 2020 dan Piala Dunia 2022.
Di dua kompetisi internasional itu, Doku memang bukan pilihan utama di skuad Belgia. Tapi saat tampil, ia pasti merepotkan lini bertahan lawan. Jadi tak heran apabila Kevin De Bruyne merekomendasikan Doku ke Pep Guardiola.
Alasan Utama City Menggaetnya
Tentu akan terlalu naif apabila mendatangkan pemain hanya berdasarkan rekomendasi rekan senegaranya. Lantas, apa yang membuat Manchester City tergoda oleh pemain keturunan Ghana ini? Meski masih berusia muda, peran Jeremy Doku sangat penting di skuad utama Rennes. Ia sudah mencatatkan 92 pertandingan dengan 12 gol dan 10 assist dalam tiga musim.
Doku menjadi salah satu pemain muda yang menunjukan potensi tinggi di Liga Prancis. Keunggulan utama dari pemain asal Belgia ini adalah kecepatan. Namun, pemain yang satu ini bukan hanya asal cepat. Ia pandai mengatur tempo dan tahu kapan harus berlari dan kapan harus berhenti.
Dilansir Manchester Evening News, mantan manajer Rennes, Julien Stephane pernah berkata kalau Doku merupakan pemain yang ingin terus belajar. Ia cepat mencerna dan gemar mendengarkan nasihat dari pelatih dan seniornya. Doku sangat haus akan ilmu dan tantangan baru sebagai pesepakbola profesional. Itu merupakan pemain yang cocok dalam skema Pep Guardiola yang selalu berevolusi di setiap pertandingan.
Bahkan mantan manajer Belgia, Roberto Martinez menyebutnya sebagai talenta yang luar biasa. Terutama saat menempatkan dirinya dalam situasi satu lawan satu dengan bek lawan. Tentu akan menarik melihat Doku akan melawan Aaron Wan-Bissaka, bek terbaik dalam situasi satu lawan satu di derby Manchester nanti.
Mirip Eden Hazard?
Dari segi gaya bermain, Jeremy Doku merupakan pemain sayap modern yang memiliki kemampuan cukup lengkap. Selain cepat dan bagus dalam menggiring bola, Doku merupakan pemain yang kreatif entah dengan dribbling-nya atau dengan umpan-umpannya. Dilansir Fbref, Doku mencatatkan dribbling sukses melewati lawan sebanyak 6,5 kali per laga. Itu bahkan jauh lebih baik dari bos muda PSG, Kylian Mbappe yang hanya mencatatkan 2,3 dribbling sukses per laga.
Doku mungkin bukan pemain yang selalu menciptakan assist macam De Bruyne, tapi ia memiliki statistik yang sangat baik dalam menciptakan peluang melalui umpan pendek di sekitar kotak penalti. Rata-rata ia menciptakan peluang sebanyak lima kali dalam satu pertandingan. Itu bakal jadi tambahan yang sangat baik bagi City. Apalagi mereka memiliki Erling Haaland di lini depan.
Doku bukan pemain yang hanya berlari menusuk ke kotak penalti untuk membongkar pertahanan lawan. Ia bisa jadi pemancing dengan memanfaatkan lebar lapangan. Dengan begitu, pertahanan lawan mau nggak mau akan melebar mengikuti pergerakannya. Sayangnya, kualitas umpan silang Doku tak begitu baik.
Pergerakannya bisa menciptakan ruang kosong yang bisa dimanfaatkan oleh rekan satu timnya. Ketimbang disamakan dengan Riyad Mahrez, gaya bermain Jeremy Doku justru lebih mirip dengan seniornya di Timnas Belgia, Eden Hazard. Cepat, serba bisa, tapi tetap kreatif di lini serang.
Pengganti yang Sepadan Untuk Riyad Mahrez?
Lantas, bagaimana Doku bisa menyesuaikan diri dengan skema permainan Pep Guardiola? Pelatih asal Spanyol itu tak perlu pusing bagaimana cara menggunakan Doku. Karena pada dasarnya, Doku merupakan pemain sayap yang fleksibel. Sewaktu di Timnas Belgia, ia bermain cukup baik di sayap kiri, tapi selama karirnya tercatat lebih sering bermain di sektor kanan.
Karena didatangkan untuk menggantikan Riyad Mahrez, Pep akan memprioritaskan sang pemain untuk bermain di sisi kanan. Toh di sisi kiri, Manchester City sudah memiliki mantan pemain Inggris termahal di dunia, Jack Grealish.
Meski begitu, bukan berarti Doku tak akan pernah bermain di posisi Grealish. Dengan misi mempertahankan gelar, rotasi pasti akan lebih sering dilakukan oleh Pep. Patut dinanti aksi dari Jeremy Doku. Apakah ia akan sukses seperti Riyad Mahrez atau hanya jadi penghangat bangku cadangan seperti Kalvin Phillips.
Sumber: MEN, Breaking The Lines, Mirror, Ligue 1, Total Football Analyst