Nasib Menyedihkan Van Nistelrooy, Legenda MU yang Disia-siakan PSV

Bagi fans MU era 2000-an awal, pasti ingat dong sang predator gol bernama Ruud Van Nistelrooy? Kini pesepakbola Belanda tersebut sedang meniti karirnya sebagai calon pelatih hebat. Ia benar-benar belajar dari bawah. Ia rela merangkak naik dari tim muda hingga senior.

Meski baru semusim bersama tim senior PSV, ia sudah sukses mencomot dua gelar domestik. Gaya bermain anak asuhnya pun banyak menyita perhatian. Namun, semua itu kini tinggal kenangan. Ia tiba-tiba mengundurkan diri dari PSV sebelum musim usai. Ada apa dengan Van Nistelrooy dan PSV?

Debut Di Tim Senior PSV

FYI aja, Van Nistelrooy ini baru debut di tim senior kala melatih PSV musim ini. Sebelumnya, ia hanya berkutat sebagai pelatih muda PSV, maupun sebagai asisten pelatih di timnas Belanda. Ia meniti karir kepelatihannya itu sejak pensiun sebagai pemain pada 2012 silam.

Nah singkat cerita, pada akhir musim 2021/22 Van Nistelrooy ditawari untuk naik level dari pelatih muda menjadi pelatih senior PSV. Tapi awalnya, Van Nistelrooy enggan dan merasa itu terlalu cepat bagi karirnya yang sedang dibangun. Namun, berkat bujukan intens dari sang CEO PSV, Marcel Brands akhirnya tawaran itu ia terima.

Maret 2022, ia akhirnya resmi diangkat sebagai manajer PSV menggantikan Roger Schmidt yang memutuskan hengkang. Ia tak sendirian, tapi dibantu sosok senior seperti Fred Rutten dan rekan sebayanya Andre Ooijer sebagai asisten.

Johan Cruyff Trophy

Di musim pertamanya, Van Nistelrooy coba menambah sentuhan baru yang berbeda dari pelatih sebelumnya. Ia sempat meraba beberapa kali formasi, baik itu 4-3-3, 4-2-3-1, dan 4-4-2 dalam beberapa kesempatan uji coba pada Juli 2022. Materi pemain peninggalan Schmidt pun masih terbilang jago untuk dipakai, seperti Cody Gakpo maupun Noni Madueke.

Sampailah pada 30 Juli 2022. Laga Johan Cruijff Schaal menghadapi Ajax adalah ujian pertama yang harus dilaluinya. Tak butuh waktu lama bagi dirinya meraih trofi, Ajax mampu ia kandaskan dengan skor 5-3. Inilah trofi pertama Van Nistelrooy dalam karirnya sebagai pelatih.

Kandas di Playoff Liga Champions

Namun, apakah ini adalah awal yang baik buat PSV dan Van Nistelrooy? Faktanya Van Nistelrooy pasca meraih trofi itu justru mengeluh akan warisan gaya permainan Roger Schmidt.

Bagi Van Nistelrooy, keluhan itu diajukan kepada manajemen supaya ia didukung dengan cara dan gaya bermainnya yang baru. Alhasil pihak manajemen pun mengupayakan beberapa pemain baru untuk bisa datang mendukung kebutuhan sang pelatih. Xavi simons, Jarrad Branthwaite, Luuk De Jong, Anwar El-Ghazi, maupun Guus Til adalah beberapa pemain baru yang didatangkan pada Juli 2022 lalu oleh PSV.

Sudah dibelanjakan banyak, eh malah cerita menjadi berbeda. Hal itu dikarenakan apa yang terjadi pada tanggal 16 dan 24 Agustus 2022. PSV di dua leg laga playoff Liga Champions, harus kandas oleh Rangers dengan agregat 3-2. Hasil itu membuat manajemen kecewa.

Pemain Dijual

Selain kecewa tak bisa lolos Liga Champions, manajemen juga kecewa kehilangan banyak pundi-pundi uang jika PSV mampu berlaga di babak grup Liga Champions musim ini. Hal itulah yang kemudian mendorong manajemen meminta agar Van Nistelrooy segera menjual beberapa pemain bintangnya guna menutup kas keuangan mereka agar tetap aman.

Nah, hal itulah yang kemudian membuat Van Nistelrooy gelisah. Asal tahu saja, Cody Gakpo yang jadi komoditas panas bursa transfer musim panas lalu, sudah hampir dijual. Namun direktur olahraga PSV, John De Jong berhasil menahannya sesuai permintaan Van Nistelrooy.

Namun kebijakan itu berbuah pahit bagi sang direktur. Ia diputus kontraknya secara sepihak oleh manajemen pada September 2022. FYI aja, PSV ini tanpa direktur olahraga hingga Earnest Stewart mulai bertugas pada 1 Maret 2023.

Eskalasi keretakan di tubuh internal PSV terus meningkat bahkan pasca Piala Dunia. Pada Januari 2023, PSV akhirnya melepas Gakpo ke Liverpool, dan Noni Madueke ke Chelsea. Kehilangan dua pemain andalan ini membuat Van Nistelrooy tidak bisa menutupi kegeramannya.

PSV Inkonsisten

Di paruh musim kedua, tiba-tiba performa mereka pun mengalami inkonsistensi. Mereka di Eredivisie sempat ditahan imbang klub medioker seperti Sparta Rotterdam dan Fortuna Sittard. Mereka pun sempat kalah dari tim macam FC Emmen. Lantas di Liga Europa, PSV pun gugur setelah dikandaskan Sevilla.

Nah, dari situ mulailah muncul beberapa keraguan dari sejumlah pemain tentang kematangan seorang Van Nistelrooy. Ia dianggap terlalu keras kepala dan maunya menang sendiri.

Pada waktu inilah Van Nistelrooy bahkan sempat mengalami stres. Hal itu membuatnya malah memilih untuk cuti sakit ketika PSV harus bermain melawan Utrecht pada 19 Februari 2023. Pada saat itulah kondisi internal tim jadi bertambah tak karuan.

KNVB Beker Jadi Obat

Namun prahara internal itu mampu terobati sesaat. Setelah pada 30 April 2023, PSV kembali meraih gelar. PSV untuk kedua kalinya meraih trofi musim ini yakni dari KNVB Beker. Van Nistelrooy mampu mengalahkan Ajax lewat drama adu penalti dengan skor 3-2.

Akan tetapi justru setelah euforia kemenangan itu selesai, masalah lama timbul kembali. Kini, sejumlah delapan pemain menghadap manajemen untuk mendiskusikan metode dan pendekatan Van Nistelrooy yang dinilai tak bisa diandalkan lagi musim depan.

Ancaman Manajemen

Ditambah, pihak manajemen kemudian kembali mengancam Van Nistelrooy. PSV dituntut untuk finish di posisi dua Eredivisie, supaya bisa berpeluang masuk ke Liga Champions musim depan lewat jalur playoff.

Karena kalau mampu lolos untuk berlaga di babak grup Liga Champions musim depan, mereka berpeluang meraup pundi-pundi jutaan euro. Nah, kalau tidak mampu bagaimana? Van Nistelrooy diancam untuk menjual beberapa pemain bintangnya lagi musim depan, misalnya Joey Veermans maupun Xavi Simons.

Mundur

Situasi menjadi pelik buat Van Nistelrooy. Adanya tekanan internal, ancaman, serta krisis dukungan pemain dan staf kepelatihan, mendorong manajemen melakukan pembicaraan pribadi dengan Van Nistelrooy.

Setelah pembicaraan itu selesai, tiba-tiba kabar mengejutkan datang. Van Nistelrooy pada Rabu pagi, 24 Mei 2023 memutuskan untuk mengundurkan diri sebelum laga pamungkas Eredivisie melawan AZ Alkmaar. Sang pelatih pun ketika ditanya media berkata bahwa ia mengundurkan diri karena kurang dukungan, baik dari pemain maupun manajemen.

Reaksi itu pun sontak menggegerkan internal PSV. Segelintir pemain yang setia pada sang pelatih seperti Xavi Simons sempat mengutarakan kekecewaannya di media sosial pribadinya. Ibrahim Sangare pun bahkan sempat absen berlatih di hari itu.

Terlepas dari itu semua, legenda MU tersebut juga sempat mengatakan bahwa PSV akan selalu di hatinya. Namun apa boleh buat, kini pelatih yang sudah membawa pulang dua trofi itu secara tidak langsung telah mereka sia-siakan.

Sumber Referensi : foottheball, goal, onefootball, theguardian, dailymail

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *