OTW Eropa! Tangan Midas Unai Emery Perbaiki Aston Villa

Kedatangan Steven Gerrard ke Aston Villa awalnya memberi harapan yang luar biasa. Datang dengan status sebagai juara Liga Skotlandia bersama Rangers, Gerrard diyakini bisa mengantarkan Aston Villa lebih baik lagi. Namun yang terjadi justru sebaliknya.

Selama ditukangi mantan pemain Liverpool itu, Aston Villa malah kesulitan. Alih-alih menjadi jauh lebih baik, The Villans justru oleh Gerrard dibawa hampir terperosok ke jurang degradasi. Pihak klub pun tak mau sampai itu terjadi.

Setelah tumbang dari Fulham 3-0 pada Oktober 2022, Gerrard pun dipecat. Ia hanya mengantarkan Villa terpuruk di posisi ke-17 klasemen Liga Inggris. Nah, pihak Aston Villa ternyata cerdik untuk lekas mencari pengganti. Dipilihlah Unai Emery untuk menggantikan Gerrard.

Manajer yang diolok-olok ketika melatih Arsenal itu nyatanya sanggup menularkan mentalitas petarung di Villa Park. Dengan cepat Villa justru meroket dan berpeluang mentas di kompetisi Eropa. Jadi, bagaimana tangan midas Unai Emery memperbaiki Aston Villa yang rusak di tangan Steven Gerrard?

Langsung Kalahkan Manchester United

Unai Emery yang kontraknya tinggal setahun di Villarreal memudahkan Aston Villa untuk memboyongnya. The Villans menebus klausul pelepasan Emery senilai 5,25 juta poundsterling atau sekitar Rp97,2 miliar. Tapi ia tak langsung melatih. Unai Emery harus mengurus izin kerja terlebih dahulu.

Setelah dua laga ditangani pelatih sementara, Aaron Danks, Emery pun datang dan seketika dihadapkan pekerjaan berat. Ia harus memimpin kala Aston Villa harus menjamu Manchester United di Villa Park. Tentu saja, MU asuhan Erik ten Hag tak bisa dianggap remeh.

Akan tetapi, dasar Unai Emery. Ia tahu caranya mengalahkan Manchester United. Aston Villa sukses kalahkan United 3-0 jika salah satu pencetak gol mereka, Jacob Ramsey tidak pula membobol gawangnya sendiri. Sejak itu Aston Villa sulit terkalahkan. Hanya Liverpool, Arsenal, Manchester City, dan Leicester City yang bisa mengalahkan mereka.

Bahkan dalam lima pertandingan terakhir, Villa belum terkalahkan. Unai Emery berhasil mendongkrak posisi The Villans di tangga klasemen. Dari yang mendekat ke zona degradasi menjadi naik ke peringkat ke-6. Merapat ke zona Eropa.

Taktik Emery

Unai Emery tahu ia diwarisi pemain terbaik yang tampil buruk selama ditukangi Steven Gerrard. Sebagaimana yang dilakukan manajer top pada tim-tim goyah, Emery pun harus menyesuaikan dengan kultur yang sudah dibangun.

Emery bukan tipe pelatih yang seketika mengubah total susunan, kultur, kebiasaan, taktis, dan bentuk permainan timnya. Ia menyesuaikan saja. Meraciknya dan menunjukkan arah yang benar. Apa yang dilakukannya kelihatan di laga kontra Manchester United.

Ia adalah penganut mazhab 4-4-2. Kesetiaannya pada aliran itu ia bawa pula ke Aston Villa. Namun yang dipakai Emery bukan 4-4-2 biasa alias flat. Kedua sayap di sektor tengah, bisa John McGinn, Jacob Ramsey, maupun Emiliano Buendia alih-alih melebar justru beroperasi di half space.

Dalam menguasai bola, dua bek tengah Tyrone Mings dan Ezri Konsa akan bermain cukup dalam di area penalti. Kedua bek inilah yang bisa melakukan progresi bola ke depan. Meski terkadang salah satu gelandang antara Douglas Luiz atau Boubacar Kamara akan turun menjemput bola.

Sementara dua striker mereka, entah itu Ollie Watkins, Leon Bailey, atau terkadang Buendia punya tugas untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Para penyerang inilah yang justru seringkali bergerak ke sektor sayap mengacaukan fullback lawan.

Perbaikan Defensif

Manajer yang sepintas mirip Loki itu juga memperbaiki masalah lini belakang Aston Villa. Sebab dari sanalah ia merajut serangan. Emery mengandalkan tiga pemain belakangnya. Sang kiper Emiliano Martinez dan dua bek tengah andalan, Mings dan Konsa.

Tiga pemain tadi bekerja dengan baik, terutama dalam membantu gawang The Villans tak kebobolan. Enam laga terakhir, Aston Villa bermain cukup terbuka. Namun mereka baru kebobolan dua gol saja, dengan empat laga berhasil clean sheets termasuk saat mengalahkan Chelsea 2-0.

Kalau ditotal, dalam 17 laga Aston Villa sudah tujuh kali clean sheets. Kedatangan Alex Moreno pada Januari lalu menambah kuat pertahanan Aston Villa.

Identitas Jelas

Di tangan Unai Emery, identitas permainan Villa jelas. Masuk, keluar, dan miliki. Mereka membiarkan pemain masuk ke dalam untuk bisa keluar menguasai bola dan menyerang balik lawan. Identitas yang jelas tak membutuhkan pemain kelas dunia.

Oleh sebab itu, Emery tidak banyak merombak susunan pemain warisan Gerrard. Musim dingin kemarin ia hanya menambahkan dua pemain saja. Satu Alex Moreno di lini belakang dan satu lagi Jhon Duran, seorang striker yang kamu pasti tidak mengenalnya.

Produktivitas Aston Villa di Tangan Unai Emery

Disamping pertahanan yang kokoh seperti tembok pabrik, Emery juga menjadikan lini serang Aston Villa sangat tajam. The Villans mencetak banyak gol setelah ditukangi Unai Emery. Dari 17 laga sebelum menghadapi Newcastle United, Aston Villa sudah mengemas 30 gol.

Selama diasuh Emery, Aston Villa memiliki rata-rata 1,75 gol per 90 menit. Angka itu lebih tinggi dari Gerrard yang rata-rata golnya 1,57 per 90 menit dengan mengemas tujuh gol dalam 11 pertandingan. Ya, itu wajar, Gerrard lebih sedikit laganya dibanding Emery. Tapi setidaknya Emery menunjukkan bahwa peningkatan itu ada.

Selain itu, menurut Footy Stats, Unai Emery juga mencatatkan persentase kemenangan sangat tinggi, yaitu 59,46 persen. Itu jelas lebih baik dari Gerrard yang mengakhiri masanya di Villa Park dengan persentase kemenangan 32,4 persen, menjadi yang terendah dalam 149 tahun sejarah klub dan hampir 10 persen lebih rendah dari Dean Smith (42%).

Kegemilangan Ollie Watkins

Kepercayaan diri yang dialirkan Unai Emery ke para pemain Villa benar-benar mustajab. Salah satu penerima manfaatnya adalah Ollie Watkins yang kembali menemukan bentuk permainan terbaik. Sebelumnya ketika dilatih Gerrard, dalam 11 laga di Liga Inggris, Watkins hanya mencetak satu gol saja.

Di tangan Unai Emery, pemain berkebangsaan Inggris itu sudah mencetak 10 gol dari 16 laga di Liga Inggris. Performa apik Watkins muncul berkat kerja kerasnya sendiri. Setelah tahu Emery akan melatih Aston Villa, Watkins menonton klip video para striker yang pernah ditukangi Emery, seperti Cavani, Bacca, sampai Aubameyang.

Watkins juga menonton permainan Mohamed Salah dan Kylian Mbappe dan menganalisisnya. Good Ebening pun merasa tersanjung dengan totalitas Watkins. Jika terus begitu, Emery berkomitmen untuk menempatkan Watkins sebagai mesin gol The Villans.

Well, genetika Eropa Unai Emery sungguh telah merasuk ke Aston Villa. Mengutip Sky Sports, Emery pun berhasrat membawa Aston Villa ke pentas Eropa dengan finis di peringkat teratas Liga Inggris.

Jika itu terjadi ini akan membayar rindu penggemar Aston Villa akan tampil di Eropa, karena terakhir kali mereka melakukannya pada musim 2008/09 ketika tampil di UEFA Cup. Nah, jika tak di Liga Champions atau Liga Eropa, minimal Emery bisa mengantarkan Aston Villa ke Liga Konferensi Eropa.

Sumber: TheAthletic1, TheAthletic2, TheAnalyst, Reuters, SkySports, BirminghamMall, FootballBunsekicom, FootyStats

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *