
Dua musim sudah turnamen UEFA Conference League berjalan. AS Roma dan West Ham telah menjadi juara di dua edisi tersebut. Kini musim ketiga akan segera dihelat. Beberapa tim akan saling sikut demi meraih mahkota pada akhir Mei nanti di Athena, Yunani.
Wakil Inggris, Aston Villa dianggap sebagai salah satu kandidat kuat peraih mahkota tersebut musim ini. Padahal kalau melihat keikutsertaannya di kompetisi Eropa, tim asal Kota Birmingham ini sudah lama absen. Lalu, apa sih yang menyebabkan Aston Villa diprediksi akan melangkah jauh di turnamen ini?
🟣 Aston Villa secure their place in the group stage 👊
📸: @AVFCOfficial || #UECL pic.twitter.com/YxVZKISWbC
— UEFA Europa Conference League (@europacnfleague) August 31, 2023
Aston Villa Dan Kompetisi Eropa
Klub berjuluk The Villans ini kalau dihitung-hitung terakhir kali merasakan atmosfer kompetisi Eropa itu yakni 15 tahun yang lalu. Karena terakhir kali mereka nongol di kompetisi Eropa yakni di Piala UEFA atau Europa League musim 2008/09.
Musim tersebut Villa masih dilatih oleh Martin O’neill, pelatih asal Irlandia dengan pemain seperti Gabriel Agbonlahor, James Milner, maupun Ashley Young. Mampu lolos dari fase grup, tapi kemudian mereka harus kandas di babak 32 besar oleh CSKA Moscow.
⏮️ Aston Villa, 2008/09 UEFA Cup 📸#UECL pic.twitter.com/MiTR6IQXud
— UEFA Europa Conference League (@europacnfleague) September 6, 2023
Setelah itu, mereka tak pernah bisa lagi masuk kompetisi Eropa. Dua musim beruntun dari 2009/10 dan 2010/11, mereka gagal sejak di babak playoff Europa League. Meski sering gagal, kalau bicara soal partisipasinya di kompetisi Eropa, Aston Villa ini ternyata sudah pernah mencicipi 17 kali tampil lho. Baik itu di Liga Champions, Piala UEFA, Piala Super Eropa, maupun Piala Intertoto.
Aston Villa dan Trofi Eropa
Dan tak disangka juga, mereka pernah mengoleksi trofi selama berpartisipasi di kompetisi Eropa tersebut. Tak kaleng-kaleng, trofi yang mereka raih adalah trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa yang belum pernah diraih Arsenal.
Memang sih, trofi itu diraih sudah sangat lama. Tepatnya pada musim 1981/82. Ketika itu Aston Villa menciptakan sejarah bagi publik Villa Park ketika mengalahkan raksasa Jerman Bayern Munchen 1-0 di final yang berlangsung di Rotterdam, Belanda.
1982: Aston Villa defeat Bayern Munich 1-0 in Rotterdam to become the new European Cup Champions. #AVFC by football… pic.twitter.com/2EPs6Ez9cu
— AVTV (@avtv) April 17, 2016
Yang unik, gol kemenangan Piala Champions satu-satunya bagi Aston Villa tersebut dicetak oleh striker mereka yang pernah menjadi pelatih Timnas Indonesia periode 2004 hingga 2007, Peter Withe.
Aston Villa kemudian di awal musim 1982/83, sukses melengkapi double winner-nya dengan gelar juara Piala Super Eropa. Ketika itu mereka mampu mengandaskan Barcelona dengan agregat 3-1.
On this day 1983: Aston Villa beat Barcelona 3-0 to win the European Super Cup
Is this the greatest ever Aston Villa shirt? pic.twitter.com/5y9rkUlfIm
— Classic Football Shirts (@classicshirts) January 26, 2020
Sawiris, Emery, dan Monchi
Namun sayangnya, masa kejayaan Aston Villa tersebut tak bisa berlanjut. Mereka tak pernah lagi bisa meraih trofi di kompetisi Eropa hingga sekarang. Jangankan meraihnya, tampil saja mereka sudah lama absen sejak 2008.
Apalagi nih, Aston Villa ini di era sekarang baru promosi lagi di Liga Inggris di musim 2018/19. Tak dipungkiri, yang membawa mereka promosi salah satunya adalah pemilik baru asal Mesir, Nasef Sawiris.
#OTD in 2018:
Nassef Sawiris and Wes Edens (NSWE) saved Aston Villa Football Club. #AVFC pic.twitter.com/Uj8rYIH5Fp— Aston Villa Archive (@AvfcArchive) July 20, 2020
Salah satu taipan terkaya di benua Afrika tersebut mengambil alih Aston Villa di 2018 dari taipan Tiongkok, Tony Xia. Perubahan pun dilakukan, termasuk beberapa pembangunan fasilitas infrastruktur dan pergerakannya di bursa transfer.
Tak dipungkiri bertahannya Aston Villa di Liga Inggris hingga sekarang juga berkat kerja keras Sawiris dan tim. Baik dalam mendatangkan pemain baru, sampai penunjukan pelatih dan direktur teknik sekalipun.
Sejak kedatangan Unai Emery Oktober 2022 lalu, performa Aston Villa terbukti menanjak drastis. Hingga akhirnya, mereka bisa sampai tembus peringkat 7 Liga Inggris dan masuk zona Conference League.
Unai Emery on Nassef Sawiris: “He told me about an Aston Villa project, of history, of now & what he wanted to build. Of what he had seen in me/what I was capable of doing. He convinced me. Ambitious man of his word & has conviction in credibility I have as a coach.”#avfc #UTV pic.twitter.com/RYf9EjxKVJ
— Talk Villa (@thetalkvilla) November 7, 2022
Ketika sudah masuk Conference League, Sawiris tak hanya bersantai. Demi bisa bersaing di Eropa, musim baru ini Villa mendatangkan seorang direktur olahraga cerdas yakni Monchi dari Sevilla. Kita tahu Monchi ini sukses meraih berbagai prestasi di eropa ketika di Sevilla. Termasuk duetnya bersama Emery di Sevilla.
Aston Villa announce the appointment of Ramón Rodriguez Verdejo ‘MONCHI’ as the Club’s new President of Football Operations.
Monchi joins Villa from Sevilla FC, where he was Director of Football.
In his new role, Monchi will report to Nassef Sawiris and Wes Edens and have… pic.twitter.com/U3YdYUszaE
— Midlands Footy (@MidsFootyUK) June 16, 2023
Babak Grup Conference League
Kekuatan uang dari pemilik, tuah racikan Unai Emery, serta kelihaian Monchi di bursa transfer, adalah tiga kekuatan besar yang dinilai dapat membuat The Villans mampu berbicara banyak di Conference League musim ini. Tapi kalau melihat lawannya, bagaimana sih peluang mereka?
Aston Villa setelah menang di babak playoff melawan Hibernian, masuk dalam Pot 2 drawing Conference League musim ini. Mereka akhirnya tergabung di Grup E bersama wakil Belanda AZ Alkmaar, wakil dari Polandia Legia Warsawa, dan wakil dari Bosnia Zrinjski Mostar.
Aston Villa now know their group stage opponents in the UEFA Europa Conference League 🟣 pic.twitter.com/JmFZxkaO46
— Premier League (@premierleague) September 1, 2023
Di atas kertas peluang Aston Villa lolos dari babak Grup E ini sangatlah besar. Yang bersaing di grup ini mungkin hanya AZ Alkmaar dan Aston Villa untuk memperebutkan posisi juara grup.
AZ Alkmaar ini tak dipungkiri adalah semifinalis Conference League musim lalu. Kekuatan mereka juga tak banyak berubah. Paling mereka hanya kehilangan Tijani Reijnders yang hengkang ke AC Milan.
Selebihnya seperti Jordy Clasie, Dany De Wit, maupun top skor mereka Vangelis Pavlidis masih berada dalam tim yang dibesut Pascal Janssen. Di Eredivisie musim ini, mereka masih memimpin klasemen dengan tiga laga tak terkalahkan sebelum jeda internasional
Vangelis Pavlidis tem 6 G/A em 3 jogos pelo Az Alkmaar na Eredivisie
👀🇬🇷 pic.twitter.com/Ru7rAHuRJ6
— DataFut (@DataFutebol) September 7, 2023
Beda dengan Aston Villa yang masih inkonsisten di awal musim ini meski sudah dihuni pemain baru seperti Pau Torres, Moussa Diaby, Youri Tielemans, maupun Nicolo Zaniolo. The Villans sudah menerima dua kali kekalahan besar di Liga Inggris melawan Newcastle dan Liverpool.
🟣🔵 Aston Villa’s summer transfer business under so far: Torres, Diaby, Tielemans & Zaniolo. pic.twitter.com/vwR1lVxDlE
— EuroFoot (@eurofootcom) August 19, 2023
Peluang dan Pesaing Aston Villa
Jadi juara grup, ataupun runner up Grup E, adalah salah satu target yang menjadi harga mati pasukan Emery. Kalau jadi juara grup, mereka akan langsung masuk drawing babak 16 besar. Kalau jadi runner up, mereka harus berjuang ekstra keras dulu guna melaju ke 16 besar melawan tim lungsuran peringkat 3 dari Europa League.
Pertanyaannya, mampukah Emery menanamkan mental Eropanya seperti ketika ia di Sevilla maupun Villarreal? Hal itu mampu menjadi jawaban dari ilmu cocoklogi yang mengatakan bahwa klub yang ada kata “Villa”-nya pernah berprestasi ketika ditukangi Emery.
SeVILLA ✅
VILLArreal ✅
Aston VILLA ✅¿Cuál será el próximo equipo que dirija Unai Emery? 😜 pic.twitter.com/3j3AjDFYii
— ESPN Fútbol Argentina (@ESPNFutbolArg) October 25, 2022
Selain Aston Villa, menurut prediksi dari Squawka yang jadi calon kandidat kuat meraih juara musim ini diantaranya Eintracht Frankfurt yang notabene juara Europa League 2021/22. Ada pula tim satu grup Aston Villa, AZ Alkmaar. Tim seperti Club Brugge, Lille, maupun Fenerbahce. Jangan dilupakan juga finalis musim lalu Fiorentina.
The 2023/24 group stage is complete ✅#UECLdraw pic.twitter.com/szTXn8mxQ7
— UEFA Europa Conference League (@europacnfleague) September 1, 2023
Nah selain tim-tim tersebut, menurut Squawka masih ada tim lain yang mungkin berpotensi menjadi kandidat berasal dari lungsuran Europa League. Melihat perkembangan Aston Villa seperti sekarang ini, ditambah sejarah panjang mental Eropanya, dan hubungan manis Emery dengan kompetisi Eropa, optimisme meraih trofi Eropa pun kembali membara. Ya, bagaimanapun publik Villa Park sudah sangat rindu masa kejayaannya meraih trofi Eropa. Inilah saatnya The Villans, rebut trofi itu di Athena tahun depan!
🏆 2021/22: Roma
🏆 2022/23: West Ham
🏆 2023/24: _________#UECL || #UECLdraw pic.twitter.com/ZHNpnOZ7xb— UEFA Europa Conference League (@europacnfleague) September 1, 2023
Sumber Referensi : mirror, sportingnews, squawka, livescore, transfermarkt