
Selamat datang kembali ke Liga Champions Arsenal. Penantian selama tujuh tahun lamanya publik Emirates menutup kuping rapat-rapat dari anthem khas Liga Champions karya Tony Britten ini akhirnya disudahi.
Meriam London di bawah asuhan Arteta, tentu tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas comeback-nya” ke Liga Champions ini. Terlebih mereka termasuk kategori tim yang sedikit beruntung dalam undian. Mereka terhindar dari lawan-lawan kuat di Pot 1. Namun apakah keberuntungan itu mampu membawa mereka melaju jauh?
Champions League nights back at the Carpet 😍 pic.twitter.com/sCmY9v0Z7f
— Arsenal (@Arsenal) August 31, 2023
Pahit Di 2016/17
Kalau mengingat Arsenal terakhir kalinya tampil di Liga Champions ini, sakit dan pahit rasanya. Kenangan tak mengenakan di musim 2016/17 masih membekas di hati para fans. Di babak grup waktu itu mereka sebenarnya mendapatkan lawan yang tak begitu berat. Mungkin hanya PSG yang berat, sisanya adalah tim macam Ludogorets dan Basel. Benar saja, The Gunners mulus-mulus saja sebagai juara grup dengan rekor tak terkalahkan.
Namun petaka menghampiri di babak 16 besar. Mereka langsung ketar-ketir karena dipertemukan dengan raksasa Jerman, Bayern Munchen. Munchen asuhan Ancelotti bagaimanapun amunisi kekuatannya melebihi apa yang dimiliki Wenger ketika itu.
📅 On this day, in 2017, Bayern Munich demolished Arsenal 5-1 at the Emirates.
Bayern won 10-2 on aggregate and the Gunners haven’t been in the Champions League since. 🙃pic.twitter.com/icWO3vYmeP
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) March 7, 2023
Kisah pembantaian pun tak terelakan. Di leg pertama saja, Arsenal sudah menyerah 5-1 di Allianz Arena. Ditambah tanpa ampun mereka kembali dihajar di kandang sendiri dengan skor yang sama. Yah, akhirnya agregat 10-2 terpampang nyata dan menjadi luka sekaligus aib bagi fans Arsenal yang tak bisa terlupa hingga sekarang.
Arsenal Berbenah Serius
Tak diduga juga bagi fans Arsenal kalau kekalahan 10-2 tersebut adalah akhir dari perjalanan mereka di Liga Champions. Faktanya mereka selalu gagal lolos ke Liga Champions setelah itu.
Nah, apakah saat ini adalah saat yang tepat untuk menghapus aib tersebut? Musim ini adalah momentum bagi mereka untuk memulihkan namanya di pentas Liga Champions. Maka dari itu, musim ini terasa amat spesial bagi Arsenal maupun Arteta.
Pembenahan serius menyambut musim yang spesial ini pun sudah dilakukan. Pembelian pemain macam Jurrien Timber, Declan Rice maupun Kai Havertz, menjadi bukti bahwa mereka siap mengarungi kembali Liga Champions musim ini. Permainan mereka pun sudah makin matang di bawah sistem yang dibangun Arteta. Jadi, peluang untuk berbicara banyak di Liga Champions musim ini pun terbilang cukup besar.
Declan Rice is ready for the Champions League with Arsenal ⭐️🤩 pic.twitter.com/z4iEmrSBaY
— Arsenal Inside (@arsenalinside_) September 1, 2023
Peluang Lolos Dari Grup
Ditambah grup yang didapat Arsenal yakni Grup B terbilang tak begitu berat. Arsenal yang berasal dari Pot 2 hanya bertemu Sevilla yang menjadi wakil dari Pot 1. Sementara itu dua wakil lainnya adalah PSV dari Pot 3, serta RC Lens dari Pot 4.
Melihat lawan di atas, Arsenal paling diunggulkan untuk jadi juara grup berdasarkan performa terkini maupun materi pemain. Meski, yang berada di Pot 1 unggulan adalah Sevilla.
What do you think, Gooners? 🤩 pic.twitter.com/e9iWGS2X6D
— Arsenal (@Arsenal) August 31, 2023
Sevilla
Memang sih, Sevilla asuhan Mendilibar yang berstatus sebagai raja Europa League musim lalu tak bisa dipandang remeh di grup ini. Namun nyatanya, mereka di awal musim ini belumlah konsisten. Mereka kalah di Piala Super Eropa melawan Manchester City, kemudian dua kali kalah di pekan pertama dan kedua La Liga oleh tim macam Alaves maupun Girona.
🇪🇸Sevilla have lost their first 3 opening LaLiga Games
❌Sevilla 0-1 Valencia
❌Alaves 4-3 Sevilla
❌Sevilla 1-2 GironaIf they lose next week away to Atlético Madrid, it will be their worst EVER start to a season. Not looking good for the Europa league holders 😐 pic.twitter.com/5rUO7kx6VT
— Kvngfaradz (@Kvngfaradz) August 26, 2023
PR besar Sevilla masih menumpuk musim ini. Inkonsistensi mereka seperti ini sudah terbukti juga lho di musim lalu. Buktinya mereka hanya finish di peringkat 12 La Liga musim lalu. Untung saja mereka bisa jadi juara Europa League.
Apalagi ditambah kini mereka sudah digerogoti kekuatannya. Tembok kokoh di bawah mistar mereka, Yassine Bounou sudah hijrah ke Liga Arab. Direktur Olahraga cerdasnya yang banyak mendatangkan pemain hebat, Monchi juga sudah hijrah ke Aston Villa.
Bagaimanapun dengan kelemahan tadi, Sevilla harusnya bisa jadi makanan empuk bagi Arsenal. Tapi tunggu dulu, apakah mental Eropa Sevilla akan berbicara di sini? Di pertemuan terakhirnya di laga resmi, Sevilla dan Arsenal ini juga saling mengalahkan lho. Ya, itu terjadi di babak grup Liga Champions musim 2007/08. Dan jangan salah, saat itu yang jadi juara grup itu adalah Sevilla, bukan Arsenal.
Golazo de Seydou Keita ante el Arsenal en Champions en un Nervión a reventar
⚽️ Sevilla 3-1 Arsenal
📅 27-11-2007
🏆 Fase de Grupos, Champions League pic.twitter.com/JXQBXp4RYm— Retro + (@retro_plus) September 10, 2021
PSV
Lawan lain Arsenal di grup ini yakni PSV Eindhoven. Klub Belanda ini lolos ke babak grup Liga Champions melalui babak playoff kala melawan Rangers. Tapi Arsenal juga harus tetap waspada dengan PSV ini.
Pasalnya Arsenal punya kenangan tak mengenakan di musim lalu ketika bersua mereka di Europa League. Bertemu di babak grup, Arsenal pernah terjungkal di Philips Arena dengan skor 2-0. Kekalahan itu hampir saja membuat Arsenal gagal jadi juara grup.
FT | PSV 2-0 Arsenal
Mikel Arteta and Arsenal have lost their 100% record in the Europa League after a shock defeat against PSV.
Can Arsenal still win the Europa League? 🤔#PSVARS #PulseSports #europaleague pic.twitter.com/6AOdesngyl
— Pulse Sports Nigeria (@PulseSportsNG) October 27, 2022
Meski kini PSV sudah tak ada pemain macam Gakpo, Xavi Simons, maupun Noni Madueke, tapi mereka juga banyak mendatangkan pemain potensial macam Noa Lang, Sergino Dest, Hirving Lozano, maupun Armel Bella-Kotchap.
Pelatih mereka juga potensial, yakni Peter Bosz. Tuah Bozs hingga kini masih berjalan positif. PSV di awal musim sudah mampu meraih trofi Johan Cruyff Shield setelah mengalahkan juara Eredivisie musim lalu Feyenoord.1-0. Di dua laga awal Eredivisie musim ini pun mereka selalu menang. Jadi, tren ini harus diwaspadai serius oleh Arteta.
PSV wins over Feyenoord by 1-0 to win the Johan Cruyff Shield 2023.
Great Start for the season.
Congrats 🎉👏.#PSV #JohanCruijffSchaal #Feyenoord pic.twitter.com/Io8dViInv1— Soc Nation (@SuryakantS39181) August 5, 2023
Lens
Lawan Arsenal berikutnya adalah runner-up Ligue 1 musim lalu RC Lens. Lens ini mengejutkan musim lalu di Ligue 1, karena bisa finish selisih satu poin saja dengan sang juara, PSG. Penampilannya juga atraktif di bawah pelatih Frank Haise dan pemain macam Lois Openda. Bagaimanapun sumbangan 21 gol Openda musim lalu bagi Lens telah mengangkat derajat tim ini untuk bisa tampil di Liga Champions musim ini.
🥶🇧🇪 Loïs Openda (23) had an incredible season with RC Lens!
Total of 21 goals + 4 assists, which was the 5th most goal contributions in the whole division. (@Ligue1_ENG) pic.twitter.com/OePG4snOor
— EuroFoot (@eurofootcom) June 6, 2023
Sayangnya, musim ini Openda sudah tak ada lagi di Lens. Ia sudah hijrah ke Leipzig. Sebagai gantinya, pemain macam Elye Wahi belumlah terbukti sebagai penerus Openda. Terbukti di awal musim Lens belum pernah menang hingga pekan ke-3 Ligue 1. Kalah dua kali lawan Brest dan PSG, dan hanya seri lawan Rennes. Jadi kalau melihat kekuatan Lens seperti ini, Arsenal harusnya mampu sapu bersih poin lawan mereka.
Kisah Manis Final 2005
Bagaimanapun lolos ke babak berikutnya entah menjadi juara grup, maupun runner-up adalah harga mati bagi Arsenal. Kalau sampai tidak, ya kebangetan. Terlebih mereka selalu dibayang-bayangi misi besar menyamai pencapaian para pendahulunya seperti di musim 2005/06.
Ketika itu Thierry Henry dan kawan-kawan mampu membawa The Gunners hingga partai Final Liga Champions. Meski tak juara, paling tidak Arsenal pernah dihargai sebagai klub yang mampu berbicara banyak di Liga Champions.
On This Day in 2006 🗓️
Barcelona beat Arsenal 2-1 in the Champions League Final.pic.twitter.com/M9oHwYz9nk
— Classic Football Shirts (@classicshirts) May 17, 2023
Tentu, sejarah pencapaian itu akan digunakan Arteta untuk melucuti semangat dan mental bertanding para serdadunya musim ini. Karena hanya itulah pencapaian terbaik mereka di Liga Champions. Selebihnya sejak 2010 hingga terakhir 2017, langkah Arsenal ini selalu apes dan hanya berakhir sampai babak 16 besar saja.
Menjadi juara grup dan menanti lawan yang mudah di drawing babak 16 besar, adalah skenario yang mereka harapkan. Babak 16 besar adalah kunci utama bagi Arsenal untuk bisa melangkah jauh. Namun kalau menurut Football Lovers, akan sampai mana nih langkah Arsenal di Liga Champions musim ini?
Since the draw is today, here’s Arsenal’s last Champions League XI from 2017
(via reddit) pic.twitter.com/51QvPTnSCk
— Doc (@karthikadhaigal) August 31, 2023
Sumber Referensi : footballlondon, sportingnews, thesun, independent, espn