Yakin Saja! Dengan Bellingham, Real Madrid Tidak Butuh Striker

“Dia pemain modern, kuat secara fisik, dan selalu dalam posisi yang bagus. Saya yakin ia akan membawa banyak kebahagiaan bagi tim.”

Kesan yang jujur itu disampaikan oleh mantan pemain Real Madrid dan salah satu pemain paling dihormati di Italia, Ricardo Kaka terhadap Jude Bellingham. Kaka yang dulu juga pernah dilatih Carlo Ancelotti meyakini, Bellingham akan memberikan penampilan luar biasa bersama Real Madrid asuhan Don Carlo.

Boleh jadi Kaka sedang mendoakan Jude Bellingham supaya minimal tidak bernasib sama dengannya sewaktu membela Los Blancos. Sebagai mantan pesepakbola, komentar Kaka itu, selain jujur juga sebetulnya berbobot dan tidak mengada-ada. Sebab buktinya dalam tiga pekan bergulirnya La Liga, Bellingham telah mencurahkan performa yang menawan.

Kehilangan Benzema

Penampilan Bellingham sangat impresif. Ia yang seorang gelandang justru rajin mencetak gol. Sesuatu yang sebetulnya menjadi pekerjaan rumah bagi Don Carlo. Jelang sepak mula Liga Spanyol, Real Madrid sudah ditinggal Karim Benzema ke Al-Ittihad. Hengkangnya Benzema menjadi kehilangan besar buat Real Madrid.

Sebab itu artinya, El Real tidak lagi memiliki striker murni nomor “9”. Peraih Ballon d’Or itu adalah goal machine bagi Los Galacticos. Lebih dari seperempat gol yang dicetak Real Madrid musim lalu di La Liga berasal dari aksi Benzema. Singkatnya, Real Madrid kehilangan sang mesin gol. Wajar apabila denyut kekhawatiran muncul dari para penggemar Los Merengues.

Namun, pihak Los Galacticos tenang-tenang saja ditinggal Benzema. Seolah mereka ingin menunjukkan, “Ini Madrid, bos, santai dululah.” Betul. Real Madrid memang punya maqam tersendiri di sepak bola Eropa. Meski begitu, lumrahnya sepak bola, Los Merengues butuh seorang goal getter, biar pemain seperti Luka Modric dan Toni Kroos tahu akan ke mana umpan diarahkan.

Akhirnya Real Madrid mendatangkan Jose Luis Mato Sanmartin alias Joselu, produk Real Madrid Castilla dan pernah promosi di tim utama. El Real meminjamnya dari Espanyol, klub yang baru terdegradasi ke Divisi Segunda. Apa yang diharapkan pada pemain yang usianya sudah 33 tahun?

Joselu menjawabnya dengan gol akrobatik ke gawang Manchester United. Para penggemar Real Madrid pun yakin, Joselu adalah pengganti yang tepat. Sayangnya, Ancelotti berkehendak lain. Di tiga pertandingan awal La Liga, Joselu malah tidak dimainkan sebagai starter. Sampai jornada ketiga, Joselu juga belum mencetak gol. Justru Jude Bellingham yang seorang gelandang menggantikan perannya untuk mencetak gol.

Penampilan Impresif Jude Bellingham

Pemuda kelahiran Stourbridge itu memberikan efek instan dari kepindahannya ke Los Galacticos. Empat gol dikemas dalam tiga laga. Catatan itu membuatnya menyamai rekor Cristiano Ronaldo yang mampu mencetak empat gol dalam tiga pertandingan awal di La Liga.

Selain itu, Jude Bellingham juga menyejajarkan dirinya dengan Cesc Fabregas sebagai pemain non-penyerang yang bisa mencetak gol di tiga laga awal Liga Spanyol. Omong-omong, Eden Hazard hanya bisa mencetak empat gol di La Liga selama empat musimnya berseragam Real Madrid.

Belum selesai. Dengan catatan empat golnya di La Liga, sampai jornada ketiga, Bellingham memimpin perolehan top skor. Lebih banyak dari penyerang Atletico Madrid, Alvaro Morata dan striker Girona, Cristhian Stuani. Lho, nggak ada Robert Lewandowski? Nggak ada, beliau baru mencetak satu gol di kandang Villarreal.

Melihat penampilan apiknya itu, tidak rugi Real Madrid mengeluarkan 103 juta euro (Rp1,7 triliun) untuk mendatangkan Bellingham. Malahan Los Galacticos termasuk ‘beruntung’ bisa memperoleh servis eks pemain Borussia Dortmund itu. Sementara Jurgen Klopp mungkin tak bisa tidur karena gagal memboyongnya ke Anfield.

Gelandang Lengkap

Mendatangkan Bellingham memang butuh upaya, dan Real Madrid telah menunjukkan upaya tersebut. Mereka tidak goyah untuk mengalokasikan dana besar. Ancelotti mendorong timnya untuk fokus saja mengejar tanda tangan Bellingham. Sebab di mata Ancelotti, Bellingham punya segalanya untuk menjadi bagian dari timnya.

Bagi Carletto, pemain Inggris itu merupakan “gelandang lengkap”. Bellingham digambarkan perpaduan dari gelandang nomor “4”, “8”, dan “10”. Di Dortmund, Bellingham sudah membuktikannya. Meskipun ia bermain sebagai gelandang nomor “8”, namun menghabiskan besar waktunya di dalam kotak penalti.

Bellingham solid di lini depan, berkontribusi dalam serangan, terutama juga turut mencetak gol. Nilai pengharapan golnya selama di Dortmund bahkan mencapai 8,2. Kini ketika di La Liga, rata-rata golnya juga sangat bagus walaupun baru bermain dalam tiga pertandingan. Menurut Fbref, angkanya 1,38 per 90 menit.

Merujuk statistik itu Bellingham justru menjelma jadi ancaman serius dalam mencetak gol. Apalagi menurut data yang sama, jumlah shot-creating action-nya menyentuh 2,42 per laga. Atribut ofensif itu melengkapi kemampuan Bellingham sebagai gelandang kreatif yang biasanya hobi menciptakan umpan kunci.

Formasi Baru Ancelotti

Alih-alih menempati posisi nomor “8”, Bellingham justru ditaruh di belakang dua striker Real Madrid yang biasanya diisi oleh duet Brasil, Vinicius Junior dan Rodrygo Goes. Ancelotti saat berani mendatangkannya dan tidak serius mencari pengganti Benzema yang sulit tergantikan telah mengakomodir kemampuan Bellingham.

Don Carlo yang sebelumnya taat dengan skema 4-3-3 beralih ke skema lamanya, yaitu 4-1-2-1-2 atau 4-4-2 berlian. Menurut laporan The Athletic, perubahan skema ini untuk memanfaatkan stok gelandang Real Madrid yang cukup berlimpah. Formasi itu berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik Jude Bellingham.

Secara teori, Bellingham akan menjadi gelandang serang. Ia bertindak sebagai mobile playmaker. Tugasnya menangani bola dari berbagai area permainan. Ancelotti juga telah melepaskan tanggung jawab Bellingham untuk bertahan. Masalah bertahan bisa dicover oleh Aurelien Tchouameni maupun Eduardo Camavinga.

Dengan itu Bellingham bisa leluasa bergerak. Selain itu, kemungkinannya mendapat ruang sangat terbuka. Apalagi gerak dan posisi Bellingham belakangan ini sukses membuat bola datang kepadanya. Bahkan Bellingham mampu keluar dari tekanan lawan untuk menyambut umpan, seolah-olah seperti striker nomor “9”.

Tengok saja bagaimana Bellingham membuat umpan Toni Kroos menjadi sangat indah ketika mencetak gol ke gawang Almeria tempo hari. Barangkali dengan perannya itu, Ancelotti ingin melahirkan Ricardo Kaka yang baru dalam diri Jude Bellingham.

Menariknya, Bellingham juga mengisi ruang kosong yang ditinggalkan rekannya. Ia menjadi konektor antar lini. Kecepatan dribelnya bisa ia atur menyesuaikan rekan-rekannya yang bergerak di dekatnya. Saat Los Blancos mengkonsolidasikan penguasaan bola, Bellingham sering berada di lini kedua lawan, melawan blok-blok rendah dan menengah, serta mematahkan pertahanan ganda.

Meyakinkan Madridista

Kalau disebut trequartista, Bellingham mungkin layak disebut trequartista dengan kemampuan paling lengkap era sekarang. Kemampuannya itulah yang akhirnya bikin hati Madridista tenang. Sebelum kedatangan Bellingham, penggemar klub ibu kota sangat skeptis dengan timnya sendiri. Terlebih kalau melihat gelandang mereka seperti Toni Kroos dan Modric yang sebentar lagi menuju ujung kariernya.

Bellingham telah menyita hati para penggemar. Keberanian mengambil nomor punggung Zinedine Zidane barangkali menjadi batu pijakan keberhasilan Bellingham di Real Madrid. Bellingham sendiri juga menerima sambutan hangat dari para fans. Ia melayani para penggemar dan berhasil menaikkan empat juta pengikut baru di media sosial klub.

“Dia tidak hanya berkembang karena dia di Madrid, tapi Madrid berkembang karena dia di Real Madrid,” kata salah satu sumber di klub seperti dikutip The Athletic.

Sumber: TheAthletic, Goal, Football-Espana, SportsBrief, talkSPORT, Ultimouomo, Fbref, CNN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *